Cih, kejam bener kali yha? Tapi sodara-sodara Pembaca Budiman, it is real! Bayangkan, selama 3 tahun berkelana mencari Arjuna pengisi hatiku (*backsound* niing... naang... niing... guung... -OST Wayang Wong-) gue jatuh ke pelukan yang salah semua... Actually, gue nggak jatuh ke pelukan siapa-siapa dan nggak ada siapa-siapa yang jatuh ke pelukan gue. Hahahaha... *tertawa miris-menderita-sedih-merana-berteriak-kesakitan-menanggung perih-patah hati*
Anyway.
Dalam pengalaman gue jatuh hati pada cowok, ituuu,, banyak. Dan macam-macam pula status ekonomi mereka... (maaf yhaa, harus ngomongin tentang Status Ekonomi)
Start from me.
Gue jelas bukan anak tajir (tapi cukup lah buat ongkos, aksi remaja, fotokopi, pulsa, atau sekedar hangout atau nonton atau beli majalah), apalagi manja, rengek ini itu langsung dibeliin (yang ada gue bakal kena gampar dari ortu). Tapi, untuk masalah cinta gue sih nggak masalahin isi kantong mereka tapi isi hati (kali ini gue cuma mau ngebahas kebetulan-kebetulan perbandingan ekonomi yang ada tetapi sebnernya ini fakta). Parahnya gue naksir orang” yang... Yha, tajir atau nggak-nya, mana gue tahu *kecuali gue nanya" masalah itu ke mereka-dan gue nggak pernah nanya*. Tapi rasa-rasanya mereka punya cukup uang untuk bolak-balik Kelas-Kantin selama 2-3kali istirahat.
But,
dari sekian banyak cowok yang gue taksir, udah banyak yang tereliminasi dan gue pun memilih untuk mengekspos 2 cowok terfavorit versi FUN-YAA ! (jeng... jreng-jeng-jeng-jreeng...)
*sebut saja Si X dan Si Y (matematik banget...)
Pengamatan 1
" Si X keliatan lebih sering jajan sedangkan Si Y keliatan lebih sering ngebuntutin dan nontonin temen”nya yang jajan (tapi, dy nggak ngemis-ngemis juga kok). Hipotesa gue (beuh. Biologi gilaa) Si X punya duit lebih banyak daipada Si Y”
Pengamatan 2
“Si Y baju simple dan bermerk semua sedangkan Si X baju outstanding tapi merk-nya nggak jelas semua. Hipotesa gue Si Y punya duit yang ditabung berbulan-bulan, sekali mecah celengan langsung beli baju-baju merk hebring, e.g: Ralph Polo Shirt. Atau kemungkinan lainnya, Si Y merayu orangtuanya secara habis-habisan untuk diajak shopping di PvJ dan minta dibelikan Polo Shirt plus Levi’s Jeans. Bagaimana dengan SI X? Kalau Si X nabung berbulan-bulan tapi karena dia punya mental seorang ‘Pejajan Tangguh’, dia nabungnya dikit-dikit, sekali mecah celengan langsung beli baju-baju murah meriah. Secara dia pengen keliatan outstanding fashionista untuk menutupi kekurangan pada wajahnya. Well, Si X maupun Si Y, sama kerennya, tapi harus kuakui, Si Y keren banget pakai Polo Shirt!”
Pengamatan 3
“Transportasi + Lokasi Hunian. Si X tampak bagai manusia temporer dengan motor dan rumahnya. Si Y bagai manusia klasik dengan mobil dan istananya” (Nomor Polisi. Si X: D **** $$. Si Y: D **** $$. J)
Kesimpulan
“YAP. Kesimpulan yang tampaknya sepihak, MEMUTUSKAN bahwa SI X adalah ORANG BERADA sedang SI Y adalah ORANG YANG TERAMAT SANGAT BERADA SUNGGUH” _lebayisme _*ini adalah sebuah faham yang gue pelajari dari seorang siswi kelas 8*
PROK! PROK! PROK! PROK! TAaaDAAaa!