25.7.14

Nonton Bioskop

Bulan Juni masih menyimpan keseruan nih! Untuk pertama kalinya, saya kembali nonton ke bioskop, setelah vakum pasca nonton The Conjuring di bulan Agustus 2013, beberapa hari sebelum keberangkatan saya ke Depok untuk mulai kuliah di sana. Wow, lama juga yak. Eh sebentar, sebenarnya enggak juga ding! Saya sempat menonton "Odd Thomas" di bulan Mei bersama sahabat saya Risa Goretty, di Metropole XXI Cikini.

Oya, berhubung film-film yang akan saya tuangkan dalam cerita pengalaman menonton saya ini sudah jauh banget masa hot tayangnya, jadi mohon maaf di sini saya akan menyampaikan beberapa spoiler isi filmnya, but nggak boleh marah dong ya, kalau situ merasa "gue belom nonton jangan diceritain plis" sih itu DERITA ELO orang filmnya udah kapan tau masih belom nonton juga.. hehehe bercandaaaaaaaaaaaaaaa :D

Kalau benar-benar nggak mau tahu sambil nungguin DVD resmi filmnya keluar, ya, monggo jangan dibaca post ini ^^



So, let's start the story, shall we?



 MALEFICENT 
 Genre : Action 
 Produser : Joe Roth 
 Produksi: Walt Disney Pictures 
 Sutradara: Robert Stromberg 
 Casts: Angelina Jolie, Sharlto Copley, Elle Fanning,
 Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple, Lesley Manville 
source: 21cineplex.com

14 Juni 2014 saya AKHIRNYA nonton di bioskop lagi dan di Bandung lagi! Yuhu! Dan sama Nixon! Yuhuhuhuhuu!
Kami nonton Maleficent di Empire XXI Bandung Indah Plaza. Bertepatan dengan hari Sabtu, HTM nya Rp 40.000,-


[Sepanjang film diputar:]

Kami berdua berkali-kali "hah-heh-hoh" sendiri, menantikan apa yang sebenarnya terjadi. Saya diajak untuk terus menerka-nerka akan ada apa selanjutnya sambil dihanyutkan dalam gambaran saya sendiri. Maklum, kisah Putri Aurora versi Disney ini saya udah khatam banget dari 3 buku berbeda (sejak TK udah kenal cerita ini, mulai dari buku cerita bergambar, buku mewarnai yang ada ceritanya, sampai buku cerita bergambar yang gambarnya itu merupaka potongan-potongan adegan dalam filmnya, macam komik jatuhnya tuh) plus nonton VCDnya plus suka didongengin Ibu saya. Saya lebih banyak bertanya "why oh why" karena plot cerita ini melenceng dari versi yang sudah merasuk di saya. Kontra banget, kecuali nama-nama tokohnya.

Sementara Nixon memang benar-benar pure nebak-nebak karena sama sekali belum pernah dengar cerita tentang Sleeping Beauty ini. Nixon mungkin heran-heran sebel ya karena sepanjang nonton saya cerewet banget, "Ih harusnya ga gini con!" atau "oh oh Stefan itu... lho kamu nggak tahu? Itu nama papanya Aurora, oh oh mudanya sama si ... Maleficent.. oh" atau "nanti nanti nama pangerannya Pangeran Philip" atau "lah, mamanya Aurora kok meninggal ya? Seingetku enggak!" Oke, Con, maafkan daku menduakan cintamu berat rasa hatiku tinggalkan dirinya ya :" (loh, malah nyanyi)

Oya, film ini menceritakan kisah dongeng Sleeping Beauty dari sudut pandang Maleficent sih menurut saya.


[AFTER TASTE:]

Film ini totally wrong-predictable banget di saya! Sebenarnya kaya udah tau gitu, kalau film ini bakalan beda dari dongeng aslinya karena ketika beberapa tahun sebelumnya muncul The Red Ridding Hood versi bintang Hollywood ABG zaman sekarang (halah) juga berbeda dengan versi dongeng turun-temurunnya. Tapi tetap saja, ternyata 'melnceng'nya itu jauuuuuuuuuh dari perkiraan. Kayak gagak hitamnya Maleficient yang ternyata bisa disihir jadi manusia, atau bahwa sebenarnya Maleficient punya sayap dan rambutnya panjang (bayangan saya selama ini dia botak kayak Dedy Cobuzier trus pake kupluk hitam yang bertanduk itu)Top deh! Film ini sukses menuai pesan moral dari Nixon buat saya, "makanya, Nya, jangan bodoh kalau jatuh cinta, trus patah hati, bahaya kalau sampai jadi dendam." Oke fine, Nixon, bye.


Film beres, selanjutnya makan malam (HORE GENDUT) di Jl, Banceuy, udah pernah cerita kan ya di beberapa post sebelumnya? Cek balik aja ya bagi yang belum baca :D



***


 HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 
 Jenis Film : Animasi 
 Produser : Bonnie Arnold 
 Produksi: 20th Century Fox 
 Sutradara: Dean Deblois 
 Casts: Jay Baruchel, Gerard Butler, Craig Ferguson,
 America Ferrera, Jonah Hill, Christopher Mintz-plasse,
 T.J. Miller, Kristen Wiig 
source: 21cineplex.com

Kemudian selanjutnya, di tanggal 19 Juni 2014 saya juga pergi nonton ke bioskop. Padahal itu baru banget sampai di Wisma SY sekitar pukul 4 sore, setelah perjalanan pulang yang 20 JAM (eng ing eng) dari Wonosari ke Depok Via Jogja pasca acara ziarek (yang juga ada di cerita sebelumnya, baca yaa). Bahkan, ide untuk nonton bareng ini muncul saat perjalanan pulang, saat di bus, saat stuck di kemacetan Nagrek.

Inget banget, di Wisma SY, rasanya baru aja selonjoran kaki dan peregangan badan, tiba-tiba udah jam 6 sore, kemudian saya dan beberapa teman bersama Romo Yu misa sore bersama. Selepas misa ternyata ada Ditto di ruang baca Wisma SY, lagi mengerjakan tugas di laptopnya. Siapa Ditto? Ditto itu teman yang saya kenal di kepanitiaan acara Napak Tilas Pastoral Mahasiswa KAJ unit Selatan (PMKAJ-US), doi kuliah di Universitas Gunadarma angkatan 2010, tua ya (ampun Kak Ditto hihii). Selesai menyapa Ditto saya beranjak untuk mandi dulu di WIsma SY, maklum 1 malam 1 hari di jalan belum mandi sama sekali hehehe...

Selesai mandi saya kembali ke ruang baca Wisma SY. Bersama Juli kami saling tukar-tukaran foto-foto selaka ziarek, juga lihat-lihat foto yang sudah di-share oleh teman-teman yang lain. Saya juga masih menunggu kabar teman-teman yang berencana nonton bareng, jadi apa enggak, akhirnya saya putuskan untuk menunggu di Wisma SY.

Cukup lama menunggu, sampai saya sudah selesai makan malam bersama Ditto dan Juli, akhirnya saya dijemput oleh Eko yang baru selesai rapat, dan tiba-tiba Ditto juga jadi ngikut. Yeaaaaaay, seneng-seneng aja sih, ya iya orang saya yang ngajakin hahaha. Dengan mobil Eko yang khas dengan 3 huruf "EKJ" di nomor platnya (kata Eko, artinya: EKo Jelek), kami bertiga segera menuju Margo City untuk menonton..... How to Train Your Dragon 2! Pukul 21.20 tiba, dari tempat parkir kami cepat-cepat menuju bioskop Platinum Screen di lantai 3, mengapa? KARENA FILMNYA UDAH MULAI PUKUL 21.00. Zonk banget ketinggalan 20 menit tapi enggak pa-pa hahaha... Di depan studio kami ditunggu oleh Edu dan Mikael yang juga dengan ikhlas ketinggalan film demi memberikan karcis ke kami. Makasih ya teman-teman :')


[Sepanjang film diputar:]


Nonton! Dengan anteng. Antusias! Namun tetap anteng. Karena memang asyik filmnya! Dan saya nonton bareng teman-teman spesial. Janet, Silvia Frisca, Edu, Eko, dan Ditto, juga Mikael, meski mereka secara harafiah adalah kakak tingkat saya semua (mampus lu pada udah tua! haha!) tapi enggak pernah memperlakukan saya sebagai anak bawang, ya main dan seru-seruan ya sama aja. Tapi ada yang lebih seru sih....kalau udah.....masalah... cerita-cerita....yang ujung-ujungnya....curhat. Huacim!


Saya juga agak heran-heran seneng sih sama ini film, karena dari judulnya yang ada kata 'dragon' nya itu menghantarkan saya pada bayangan sosok naga seperti di film Harry Potter and The Goblet of Fire, atau naga di kartun Sleeping Beauty atau di film yang baru-baru saya tonton, Maleficent. Ternyata.....naga di film ini...... absurd muahaha. Tapi unyu-unyu!!

Kejadian mengherankan saat nonton film ini adalah ketika Eko malah pindah posisi, dari yang paling pinggir dekat sisi jalan, jadi ke paling pojok yang mepet tembok, kemudian............ tidur!


[AFTER TASTE:]

Saya yang sebelumnya nggak tahu bahwa ini adalah film sekuel, saya yang awalnya agak mengernyit ketika membaca whatsapp dari Silvia Frisca bahwa film inilah yang akan ditonton, semuanya berubah! Mengapa? Mungkin satu kalimat yang bisa saya kutip dari Ditto ketika saya ajakin dia untuk nonton ini dapat menggambarkan apa yang saya rasakan: "Wah, rame tuh! Gue pengen!"

Selain itu, dari pengalaman nonton ini, saya akhirnya bisa ngerasain nonton di row A di bioskop! Seumur hidup paling tinggi tuh dapet row C, biasanya saya nonton di sekitar row D atau E atau F, bahkan juga pernah nonton di baris paling depan dan baris ke-3 dari depan sampai bikin sakit leher dan mata picek. Agak aneh saya ngerasanya, rupanya kalau di baris A itu memang kesempatan untuk berbuat 'aneh-aneh' berpeluang besar ya........................

Eko? Begitu lampu bioskop kembali menyala, dan setelah diguncang-guncang tubuhnya, dan ditanya gimana filmnya, Eko cuma bilang, "nyenyak banget aku, ini AC nya enak, dingin."

ki-ka baris paling belakang: Janet, Edu, Eko
baris ke-2: Silvia Frisca, Ditto, Mikael
selanjutnya: saya. Forever alone. Hahahahaha......

Selesai nonton sekitar pukul 22.30, apakah langsung pulang? OH TENTU SAJA TIDAK! Foto-foto dulu dong di parkiran Margo City yang jumlah mobilnya tinggal 3 haha, mobil Eko, mobil orang lain, dan mobil orang lainnya lagi. Hahaha! Beres foto-foto, pulang? OH TIDAK BEGITU SAJA karena kita lanjut ke Mc Donald's Kelapa Dua Depok. Malam-malam, habis hujan, makan es krim. Udah paling bener. Yang awalnya mau numpang nobar World Cup malah jadi cerita-cerita napsu. Eits, jangan mikir jorok, ini napsu bahas nasib, mulai nasib pemilu dan nasib kesibukan masing-masing, dari masalah kuliah, skripsi, sampai organisasi wooooooyyyyyyyy hahaha! Setelah asyik ngobrol-ngobrol, saya dan Janet diantar ke kosan masing-masing, Silvia Frisca juga pulang ke kosannya diantar Mikael, sementara Ditto pulang ke rumah Edu hahaha. Sampai-sampai di kosan, sebelum tidur, begitu lihat handphone, ternyata udah jam 3 pagi. Hebat.....

Bangun di hari yang sama pukul 9 pagi, saya langsung buka laptop, searching-searching film How to Train Your Dragon yang pertama. Jadi penasaran dan ketagihan!


***
 SELAMAT PAGI, MALAM! 
 Jenis Film : Drama 
 Produser : Sammaria Simanjuntak, Sharon Simanjuntak 
 Produksi: PT Kepompong Gendut & Soda Machine Films 
 Sutradara: Lucky Kuswandi 
 Casts: Adinia Wirasti, Dayu Wijanto, Dira Sugandi,
 Ina Panggabean, Marissa Anita 
source: 21cineplex.com

Selanjutnya saya menonton satu film lokal. Acara nonton kali ini juga spontan banget! Jadi baru bangun jam setengah 10 pagi (nggak tahu diri banget!) di suatu Sabtu yang mendung di tanggal 21 di bulan Juni. Kakak saya, Mbak Retha, tiba-tiba ngajak nonton film yang kata dia, "ayo dong, dek, tinggal hari ini sama besok tayangnya!", so akhirnya saya memutuskan untuk bilang "yo, let's go" pukul 12.00, padahal mandi juga belum. Setelah menunggu hujan reda, kami berangkat  dari Depok menuju Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Judul film yang kami tonton ini adalah "Selamat Pagi, Malam!"


[Sepanjang film diputar:]

Cengo. Mengapa? Satu studio yang nonton cuma 8 orang, termasuk kami berdua. Sempet menerka-nerka, ah elah kayaknya nggak seru nih, filmnya nggak laku gini. Begitu film diputar, adegan demi adegan berganti, saya semakin cengo. Cengo saking curious memperhatikan film ini dengan seksama, dan berusah menarik kesimpulan dan mencari pesan moral dari film yang sarat makna ini. Ritme pernapasan saya melambat, karena beberapa kali terbawa nahan napas di beberapa adegan. Adegan akhir sukses bikin saya mingkem, mingkem nelen ludah, mingkem nelangsa, dan giliran hati saya yang cengo, karena rasanya dalam sedalam-dalamnya, apalagi ada lagunya yang sebenarnya udah sering didengar tapi karena dibawakan secara acapella dan full-filled with a deepest heart feeling jatuhnya tuh nusuk. Banget. Bangetnya kebangetan. (kesel ah kebawa emosi)


[AFTER TASTE:]

Lansung tepuk tangan sambil tarik napas sedalam-dalamnya berusaha menyesuaikan lagi ke keadaan normal. Selanjutnya kami berdua sama-sama menyayangkan mengapa film seperti ini bisa sepi penonton? Kok bisa nggak laku?


***


Bagi para Pembaca Budiman yang mengharapkan bahwa saya akan sedikit meresensi isi film, mohon maaf saya tidak menulis seperti yang Anda harapkan. Karena pada intinya saya hanya ingin menceritakan tentang pengalaman menonton saya, hihihi, maaf ya.......


Terimakasih kepada Nixon, Kak Ditto, Kak Edu, Kak Janet, Kak Icha, Kak Eko, Kak Mikael, dan Mbak Retha yang menjadi teman menonton saya di 3 film ini :)

Salam,
F.

23.7.14

Menyapa Tuhan di Pesona Wonosari

[18 Juni 2014.
07.00.
Wisma Syantikara, Yogyakarta]

Astagah! Udah selesai mandi dari jam 6 pagi, udah beres packing, malah ketiduran lagi haha! Padahal udah harus check out untuk bertolak ke................ Wonosari!

kamar super nyaman ya bikin betah lah...

Sepanjang perjalanan ke Wonosari, setelah saya sarapan di dalam bus, saya sukses nggak tahu jalan-jalan apa saja yang dilewati, macet apa engga, karena saya fix tidur pulas. Hari sebelumnya, di mana saya bersenang-senang menikmati Jogja dan berjumpa dengan teman-teman baru dari KMK UGM, juga masih berasa mimpi akhirnya bisa ketemu Jay lagi, pokoknya lelah maksimal deh! Bangun-bangun udah di kawasan Gunung Kidul, Wonosari, saat bus sedang berkali-kali putar arah karena salah jalan melulu untuk mencari Gua Maria Tritis. Cuaca saat itu cukup terik, langitnya biru cerah bearawan, bikin jatuh cinta pokoknya :3

bangun-bangun malah foto-foto....



start point untuk Jalan Salib di Gua Maria Tritis

Kegiatan di Gua Maria Tritis adalah Jalan Salib dan misa. Di sinilah esensi akan nilai ziarah dalam acara ini begitu terasa. 





Memang bukan kali pertama saya berziarah ke gua ini, namun saya tetap rindu untuk berdoa di sini. Suasana di sekitar gua yang adem ayem tenterem membawa saya akan rasa syukur yang tiada henti kepada Yang Maha Kuasa atas segala nikmat yang dirasakan, juga membawa saya ke alam refleksi diri yang begitu menyembuhkan segala marah dan dengki yang dirasa.




foto-foto saat saya ziarah tahun 2012

Petakilan banget jadi orang, naik-naik ke puncak tebing yang ada salib putihnya!
Tau-tau nggak bisa turun x.x
Foto: sedang nunggu antrian turun tebing hehe
source: facebook.com/sherenshus

FULL TEAM! KMK UI chapter Vokasi, Fpsiko, FH, FISIP
feat. Rm Markus Yumartono dan Pak Petrus yang baik hati luar biasa (koster)
source: facebook.com/sherenshus

Selesai ziarah, saatnya REKREASI PANTAI yuhuhuhu! Kawasan Gunung Kidul untuk beberapa tahun terakhir memang lagi booming sama pantai-pantainya yang bersembunyi di balik bukit-bukit gersang yangada di sini. Lalu kita ke mana? PANTAI INDRAYANTI yuhuhuhu!!!!!!!! Denger-denger emang hits banget ini pantai, bagus, nggak kalah sama Dreamland di Bali *ecieh*

Tapi begitu sampai........... agak......... zonk.

EXPECTATION #1

source: http://www.vericaicha.com/2014/06/awal-mula-air-laut-pantai-ombak.html


"Pantainya bakal sesepi dan sedamai dreamland...
Ngga papa walau pasirnya nanti tak putih
Namun hati putihku kan siap menikmati pesonamu, oooh, Indrayanti......."


REALITY #1
 
source: facebook.com/sherenshus


CENDOL MEN CENDOL! ASLI RAME BANGET

Yang awalnya divisi Acara mau adain games untuk main-main seru rame-rame di tepi pantai ampe jadi nggak jadi deh hiks :'( trully out of expectation lah ini mak!

EXPECTATION #2: 

source: http://www.vericaicha.com/2014/06/awal-mula-air-laut-pantai-ombak.html

"Kan kupandang surya yang berkilauan
dalam keagungan Tuhan
dalam kilau emas pancaran sinarnya
Sang Matahari di kala senja
di Indrayanti...
Oooh Indrayanti..."

REALITY #2:

yang asli nih:

MENDUNG (ctatatatatataaar..... - backsound guntur)
(yang jadi model: Tyo. Ini nih yang namanya Tyo)

Sebenarnya ga full mendung karena sesungguhnya, mataharinya kayak malu-malu kucing gitu, kadang ngumpet di balik awan kadang engga, yah tempo-tempo begitu lah hihihihi


foto dulu sama Romo yang katanya nggak mau basah-basahan :D

Bingung juga mau ngapain, secara pantainya lagi rame banget, mau foto-foto juga kurang indah suasana dan juga bajunya (tetep harus eksis dan fashionable ya? halah), mataharinya enggak ada, yasudah kuputuskan untuk merenung, sambil berdiri. Jadi agak badmood karena nggak sesuai ekspektasi, dan fix malas basah-basahan, termasuk duduk di pasir, males banget kalau nanti harus bersihin pasir dari celana, belum lagi yang nyelip di kantungnya. Ternyata ada Romo Yu yang juga nggak berhasrat pingin basah-basahan, yang ada beliau cuma mau rendam kaki di air laut yang mengandung banyak garam, mengingat saat itu asam uratnya kambuh sampai bikin kaki Romo bengkak. Ada juga Natali sedang tidak bisa main air karena lagi datang bulan dan Yosmarianna yang memang takut main air di laut. Trauma, katanya.

Ketika saya melihat ada bebatuan di sisi kanan pantai, bebatuan yang tinggi menjulang, ada apa ya kira-kira di balik batu tersebut? Akhirnya saya memutuskan untuk segera keluar ke jalan raya dan mulai menyusuri ke arah balik batu tadi via jalan raya. Saking semangatnya, sampai lupa nggak pake sendal setelah tadi celup-celup kaki bareng Romo. Awalnya cuma sendiri, tapi begitu lihat Echa langsung ngajak Echa, eh belakangan disusul sama Juli dan Kak Ditha. Akhirnya.......... saya............... menemukan..................yang hampir sama dengan apa yang saya harapkan. Dan matahari masih sama, tempo-tempo sembunyi tempo-tempo enggak, begitu matahari lagi muncul... CKREK! Ga nunggu lama lagi, buru-buru ambil pose dan difoto, dengan latar yang asyik seperti ini :)


Echa


Kemudian kami juga menyempatkan untuk mendaki salah satu batu karang yang ada, sebenarnya itu bukan batu lagi tapi udah bukit batu karang karena tinggi juga. Perjuangan banget bagi saya karena harus mendaki bukit karang tersebut tanpa alas kaki. Namun pemandangan dari atas bukit amat sangat cukup untuk membayar ongkos 'derita' saat mendaki dan menuruni bukit karang ini kok :')

 Ditha (kakinya doang :P)
Ini waktu kami sedang naik ke atas batu karang

Juli
(di belakangnya adalah pantai yang rame kayak cendol tadi :D)

Eits, mataharinya lagi mau muncul meski malu-malu banget :)


Dari atas sini, serasa dekat sama langit, dan terasa lebih dekat dengan surga. Hai Tuhan, lagi apa? Terima kasih sudah membawaku ke sini, terima kasih sudah menyediakan alam yang luar biasa! Mampukan aku untuk dapat selalu menjaganya, ya Tuhan :)


Selesai foto-foto, begitu balik ke tempat keramaian yang ada, tau-tau udah liat Romo basah *o*
Tadi siapa ya yang sebelumnya bilang, "Aduh aku nggak mau ah basah-basahan..." (ngebatin)

Romo Yu jahilnya kelewatan, liat saya masih kering langsung berusaha untuk nyeburin....
(photo by: Ditha)

and he did it T__T well-done lah Romo.... :'0
(prok.. prok... prok.... tepuk tangan kecewa Mo, hahaha becanda)
(photo by: Ditha)

Niat awal yang ingin sehat selamat sentausa tanpa basah-basahan dari awal sampai akhir kegiatan di Pantai Indrayanti jelas-jelas gagal total dan sukses total digagalkan oleh ROMO YU. (capslock ah biar Romo merasa bersalah, eeeeeeeehhhh ampun Romo...)

Sehabis mandi, berganti pakaian, dan makan Pop Mie di salah satu warung di antara warung-warung lainnya yang berada di sepanjang pinggiran jalan raya, akhirnya rombongan kami berangkat pulang, langsung menuju Depok. Saya bersyukur bisa mendapatkan pengalaman yang menggembirakan ini. Tuhan memang sungguh-sungguh baik, di balik segala keinginan saya yang belum tentu saya butuhkan, rupanya Tuhan selalu memberikan yang terbaik bagi saya. Awalnya memang tidak sesuai harapan, namun dengan hati yang mau menerima dan selalu bersyukur atas apa yang didapat, maka kegembiraan yang tak ternilai bisa melingkupi saya.

Yos, Fanya, Natali mengucapkan, "Sampai jumpa, Indrayanti!"

Terima kasih Tuhan, ini adalah liburan pertamaku yang benar-benar istimewa! Ya, liburan pertama setelah satu tahun menajalani perkuliahan yang tidak juga ringan, liburan pertama setelah tahun lalu tidak sempat liburan karena sibuk mempersiapkan diri untuk ujian masuk PTN, dan menjadi awal keseruan lainnya di liburan kali ini. Terima kasih untuk semua teman-teman dari KMK UI chapter Vokasi, FISIP, FH, FPsiko, terutama untuk panitia (ih padahal saya juga panitia haha) yang sudah rela mempersiapkan acara ini, semaput bareng-bareng kalau nemuin masalah dan kekurangan, tapi dalam acara ini kebesaran Tuhan sangat kita rasakan, bukan? Terimakasih juga spesial untuk Romo Yu yang bersedia membimbing kegiatan ini, maaf ya Mo kalau saya kurang ajar dan kurang bagus dalam menjalankan tugas saya selama kepanitiaan ini. Terima kasih juga kepada teman-teman KMK UGM yang hadir dan berpartisipasi dalam gathering yang kami buat, seneeeeeeeengggg parrrraaaaaaaaaaah bisa kenalan sama cowok ganteng baru selain Jay dan Vio eeh maksudnya ketemu dan kenalan sama temen-temen KMK UGM semua hihihi.... Tak lupa terima kasih untuk pihak-pihak pendukung akomodasi dan transportasi, suster-suster dan ibu dapur Wisma Syantikara, juga bapak driver dan co-driver bus kami yaitu Pak Joe dan Pak Tedi. Mohon maaf Pak, kalau saya sempat emosi sama bapak, habisnya bapak nyetir bus jago banget selap-selip sampe bikin hati saya cenat-cenut-you know me so well lah ........



Salam penuh syukur,
F.


P.S.:
Ini! Bus kami! Kece ya, warnanya. PINK! Udah mirip stand mic-nya Raisa aja kan. Mungkin Kakak Yaya (Raisa maksudnya) mau beli bus kayak gini untuk tur ke kota-kota di seluruh Indonesia? Apa? Masih sayang sama mobil Innova hitamnya sama Grandmax silver untuk personel band pengiringnya? (ketahuan banget sering nontonin Raisa yang mau masuk mobil pasca konser) Oke deh Kak Yaya, ini busnya mau saya sewa duluan kalau saya udah ngartis, trademark stand mic pink biar menjadi milik Raisa seorang, saya mah bus pink dong :P

pardon my feet and calves, bengkak-bengkak kayaknya karena kebanyakan duduk sepanjang perjalanan liburan ini atau karena kebanyakan berdiri mungkin ya?

Jadi, Ke Jogja, Nih?

Jadi, dong!

Sebenarnya cuma 1 hari di Jogja (transit pulang ga dihitung ah), 1 hari di Wonosari, sisanya di jalan haha.

Acara apa sih? Oh, ini acara Ziarah dan Rek-oleksi bisa, Rek-reasi bisa hihi. Acara ini gabungan KMK Vokasi UI, KMK FH UI, KMK FPsiko UI dan KMK FISIP UI. Rombongan kami berangkat tanggal 16 Juni 2014 sore dari Wisma SY Margonda Depok dan sampai di Daerah Istimewa Yogyakarta ini tanggal 17 pagi. Kebetulan sekali, untuk mencapai Wisma Syantikara tempat kami menginap, lewatin Tugu Yogyakarta. Ih, serasa disambut banget jadi terharu :')

bela-belain berdiri di kokpit bus *halah* supaya ga ketinggalan momen untuk dipotret

Check-in, mandi, sarapan, misa pembukaan, dan pengantar acara dilakukan sedemikan rupa, dilanjutkan jalan-jalan ke Malioboro. Seneng banget liatin harga di sini ya, nggak usah ditawar aja udah seneng, pas nawar dan turun rasanya mau nangis sembah sujud. (woooooooo lebaynya mulai) Tapi baru pertama kali jalan-jalan di Jogja trus kena marah pedagang karena ngga jadi mbeli. Mana yang marahin sudah nenek-nenek, kan jadi ngga enak berasa durhaka. Yah, maaf ya, Nek, tapi apa daya, paha saya memang ngga muat sama celana pantai unyu-unyu yang nenek jajakan :') Akhirnya di Malioboro cuma (kebanyakan) window-shopping bareng Echa dan Kak Tyo setelah terpisah dari beberapa teman yang awalnya barengan. Echa? Siapa sih? Echa tuh.......... ya temen saya lah pokoknya! Ecapedeh.............. hahaha. Tyo? Siapa sih? Tyo tuh................. ya temen saya juga hahaha, semuanya temen sayaaaaaaaa :D

ki-ka: Janet, Silvia Frisca, Mikael, Swanny, Echa, Angel, Fanya

Tapi waktu lihat Kak Tyo beli tas ransel batik gitu, saya jadi kepikiran mau kasih oleh-oleh untuk Kak Jeanett. Jeanett? Siapa lagi? Yak, dia adalah Jeanett yaitu Icha. Nahloh bingung ga lo. Haha. Biar ngga bingung, nih cek aja blognya vericaicha.blogspot.com. Kak Icha, nih aku endorse blog nya biar makin laku dan hitz hahahahaha.Yasudah, belanjanya itu aja. Entah mengapa, kalau dipikir-pikir, waktu ke Malioboro itu saya tuh lagi kena apa ya kok ngga mau belanja batik yang bagus-bagus dan murah, entah itu di Malioboro atau di Pasar Beringharjo? Soalnya pas balik ke Depok itu rasanya nyesel. Soalnya liburan gini, ada aja ide pingin bikin baju ini dan itu, padahal kan kain di sana murah :') (nasib kudu beli ke Pasar Baru Jkt yah emang)

Puas jalan-jalan, balik lagi ke Wisma Syantikara untuk bersiap-siap gathering sama KMK UGM daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan ketemu teman-teman baru doooooooooooooong!!! Yaaaaay! Dan yang lebih YAAAAAY adalah ketemu Vio Rosario Pascalis, temen waktu di SMA Santa Maria 1 yang dengan hebatnya mau masuk filsafat UGM haha. Yang lebih dari yang lebih YAAAAAY adalah yang SUPER YAAAAAAAAAAAAAAAAYYYAYAYAYAYAYAYAYYYYYYYYYYY adalah FINALLY jumpa dengan Jonathan de Santo! Alias JAY! JAY! JAY! Begitu ketemu main meluk-meluk aja (gapapa sih saya juga mau meluk, udah terlampau rindu, acieh) jadi sukses menuai sorak CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE dari semuanya yang hadir dan menyaksikan, yaiyalah, orang tiba-tiba kita sama-sama maju ke depan, PADAHAL, lagi ada sesi pengarahan games, emang rada-rada, bisa kompakan, dikomando hati sih mau gimana lagi (mihihik). Kangennya kangen paraaaaaaaaaaaaaaaaaaah! Gimana bisa ga kangen coba! Pertama ketemu itu 27 November 2005 dan terakhir ketemu 1 Desember 2005, waktu sama-sama jadi Delegasi Konferensi Anak Bobo 2005. AKHIRNYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA dan tau-tau si Jay udah makin ganteng aja, dan tau-tau Jay juga bilang, "Ih tau-tau kamu udah gendutan aja, Fan." Ssssshhhhhhhhhhhh.................

 Vio. trus ada yang maksa nongol, namanya............lupa maafin :')
pokoknya dari UGM dan filsafat jg sm kayak vio


 
sama Jay yuhuhuhu! kiri: 2014, kanan: 2005 dong! Ayo yang mana hayo......

Selama gathering kita main banyak games, curhat-curhat, teriak-teriak, dan gila-gila, dan seru-seruan bareng termasuk FOTO PAKE KAMERA DEPAN BARENGAN hihihi. Sorry, gue nggak bilang ini selfie, karena kata Romo Yu, masa selfie rame-rame, selfie kan sendiri. Iya, deh, Mo, bungkusssssshhhh..



Cape main games sisanya aku curhat-curhatan sama Jay yang nggak pulang-pulang, sementara yang lainnya udah pada pergi jalan-jalan bebas ke alun-alun kidul. Sambil makan malem, liat Jay main gitar spesial banget lah, hihi, tapi akhirnya kami harus berpisah LAGI hiks hiks... Jay pulang, lanjut deh jalan-jalan sama Vio ke alun-alun kidul padahal udah jam...... SETENGAH SEPULUH. Malem.


Main di Alun-alun Kidul kala itu adalah yang pertama buat saya dan yaampun senengnya sampai bikin norak! Apalagi main untuk ngelewatin Beringin Kembar yang gagal maning gagal maning :'( Terus main balon tiup, tapi kita nggak beli, cuma mengandalkan orang lain yang mainan, bahkan orang yang mainan itu nggak beli cairan balonnya, dia cuma minjem yang punya si Mas yang jual, yaampun orang Jogja ini baiknya kurang apa coba, dagangannya dimainin gratisan aja boleh, duh terharu :')

sebelum menutup mataku, Vio motret dulu. So sweet? Kagak! Saya yang nyuruh haha
by the way, itu tuh yang ada kurungan tembok putih,
nah itu beringinnya ;)


Nggak afdol kalau nggak cobain main sepeda cahaya. Berhubung saya cuma sama Vio jadi agak ekstra picky nyari sepedahan yang cocok untuk dikayuh berdua. Tapi nggak bisa lama-lama milihnya karena jam sudah menunjukkan pukul 22.30 PADAHAL gerbang Wisma Syantikara ditutup pukul 23.00. Syantikara itu dekat UGM, Alun-Alun Kidul itu dekat Malioboro, nggak ngerti jelas sih seberapa jauh hahaha maklum saya kan turunan mbah-mbah yang asli Jogja tapi merantau di Jakarta sehingga saya kalau mudik ke Jakarta mulu, gapernah ke Jogja (eh dia curhat). Oya di sini harga sewanya macem-macem, tergantung bentuk sepeda sama mau berapa putaran mainnya. Start from Rp 20.000,- kok :) Akhirnya nemu (bayangin, kita nemunya yang buat berempat dong, dikayuh berdua x.x), akhirnya sewa (kebetulan cuma bayar 20rb yeayy), akhirnya main! Kirain bakal so sweet main ini duaan sama si Mas Vio, apalagi sepedah-sepedahannya udah berbentuk mobil, dilengkapi fitur mp3 player dengan speaker yang bombastis, nyatanya? Yang pertama: lagunya galau semua men di sepedah-sepedahan kami! Yang kedua: mengingat dikejar waktu tapi maafkan anak norak macam saya yang pengen banget naik beginian, akhirnya kita main 2 putaran dengan berusaha ngayuh kelilingin lapangan alun-alun Jogja dalam durasi sesingkat-singkatnya dannnnn berhasil! 9 menit kita dua puteran (Ngos-ngosan lah lumayan, tapi gembira kok!)

ini bagus sih tapi....... mahal!




Selesai main, Vio langsung tancep gas boncengin saya balik ke Wisma Syantikara. Jalur pulang kita melewati Taman Pintar Jogja, lalu lewatin Taman Budaya Jogja yang sebenernya lagi ada Art Jog (HUAAA PENGEN BANGET KE SINI PADAHAL, tapi apa daya, lupa banget lagi ada event itu pas ke Jogja, pas lewat baru inget lagi, huh payah gue). Satu yang menarik adalah kawasan di sekitarnya itu disebut Jl. Taman Sriwedari if I 'm not wrong loh yah. Tapi inget kok saya kayak ngelewatin papan jalan tulisannya "SRIWEDARI".

Begitu inget kata 'sriwedari' yang sebenernya saya nggak paham maknanya, tiba-tiba saya terngiang satu tembang milik band favorit saya, Maliq & d'Essentials yang bertajuk "Setapak Sriwedari". Alunan nada dengan sentuhan pop jazz yang manis, kayaknya pas menggambarkan sukacita saya untuk menikmati Jogja di malam itu.

Bentar deh, jadi penasaran nyari makna 'sriwedari'. Kalem, tunggu yak.
.
.
.
.
.
Sriwedari, atau Taman Sriwedari artinya 'taman surga' men. 

Yah, cocok banget sih, dengan irama lagu "Setapak Sriwedari" yang membawa kenikmatan dan kedamaian, saya dibawa ke sisi ternikmat dalam merasakan embusan angin Jogja. Seumur hidup saya, baru sekali ini mengalami yang seperti ini. Perasaan ini pula yang mengantarkan saya untuk merefleksikan segala yang terjadi setahunan ke belakang, mulai dari suka-duka kuliah, lalu susah payahnya untuk lulus SMA dan lolos masuk PTN, berpisah dengan orang-orang yang dikasihi, terutama dengan Mbah Helena yang udah ke surga duluan, sampai semua rasa asem pahit sepet dan nyakitinnya patah hati. Mengingatnya kembali dalam waktu yang singkat bukan berarti menarik kita ke sisi buruk untuk menyerah akan hidup, namun sebaliknya; harus tetap struggling, masih jauh jalan yang harus ditempuh, masih banyak yang harus dicapai, masih harus melompat tinggi untuk meraih angan-angan dan mimpi yang punya arti, dan masih harus banyak belajar untuk nerimo, bersyukur, dan rendah hati.

"Dan kita berpijak lalu Dan kita melangkah untuk Lebih jauh lagi, lebih jauh lagi" - Setapak Sriwedari

Biar kata Vio ngebut dalam berkendara kala itu, saya tetap merasa damai, nyaman, dan lega bisa melepas sedikit beban emosi yang udah bejibun, melepas rindu terhadap teman-teman yang ada di sini, namun sekaligus menyelipkan satu beban kerinduan untuk bisa rutin ke sini, bahkan untuk menetap.

Jogja tuh mistis, ya, pesonanya nggak habis-habis.

...


Setelah menempuh kurang lebih 15 menit perjalanan, akhirnya sampai juga di Wisma Syantikara dan wow pagernya sudah ditutup cuma belum digembok tapi banyak panitia yang udah mulai berjaga-jaga di pintu gerbang, jagain supaya jangan digembok dulu hihihi. Ah, hari itu spesialnya spesial banget, ngalahin rasa Mi Sedap Kari Spesial pokoknya! Sedapnya juga sedap nampol! Hawa-hawanya kala itu siap-siap ketiban mimpi indah pas bobo hihihi. Terimakasih teman-teman, terimakasih juga Vio, walau pertemuan dan acara main-main kita singkat, tapi terimakasih banyak karena udah (selalu) mau (seperti biasa) dengerin sesi curhat ala Fanya hihihi.



Terimakasih, Yogyakarta, Daerah Istimewa yang selalu istimewa di hati :)
F.