25.7.14

Nonton Bioskop

Bulan Juni masih menyimpan keseruan nih! Untuk pertama kalinya, saya kembali nonton ke bioskop, setelah vakum pasca nonton The Conjuring di bulan Agustus 2013, beberapa hari sebelum keberangkatan saya ke Depok untuk mulai kuliah di sana. Wow, lama juga yak. Eh sebentar, sebenarnya enggak juga ding! Saya sempat menonton "Odd Thomas" di bulan Mei bersama sahabat saya Risa Goretty, di Metropole XXI Cikini.

Oya, berhubung film-film yang akan saya tuangkan dalam cerita pengalaman menonton saya ini sudah jauh banget masa hot tayangnya, jadi mohon maaf di sini saya akan menyampaikan beberapa spoiler isi filmnya, but nggak boleh marah dong ya, kalau situ merasa "gue belom nonton jangan diceritain plis" sih itu DERITA ELO orang filmnya udah kapan tau masih belom nonton juga.. hehehe bercandaaaaaaaaaaaaaaa :D

Kalau benar-benar nggak mau tahu sambil nungguin DVD resmi filmnya keluar, ya, monggo jangan dibaca post ini ^^



So, let's start the story, shall we?



 MALEFICENT 
 Genre : Action 
 Produser : Joe Roth 
 Produksi: Walt Disney Pictures 
 Sutradara: Robert Stromberg 
 Casts: Angelina Jolie, Sharlto Copley, Elle Fanning,
 Sam Riley, Imelda Staunton, Juno Temple, Lesley Manville 
source: 21cineplex.com

14 Juni 2014 saya AKHIRNYA nonton di bioskop lagi dan di Bandung lagi! Yuhu! Dan sama Nixon! Yuhuhuhuhuu!
Kami nonton Maleficent di Empire XXI Bandung Indah Plaza. Bertepatan dengan hari Sabtu, HTM nya Rp 40.000,-


[Sepanjang film diputar:]

Kami berdua berkali-kali "hah-heh-hoh" sendiri, menantikan apa yang sebenarnya terjadi. Saya diajak untuk terus menerka-nerka akan ada apa selanjutnya sambil dihanyutkan dalam gambaran saya sendiri. Maklum, kisah Putri Aurora versi Disney ini saya udah khatam banget dari 3 buku berbeda (sejak TK udah kenal cerita ini, mulai dari buku cerita bergambar, buku mewarnai yang ada ceritanya, sampai buku cerita bergambar yang gambarnya itu merupaka potongan-potongan adegan dalam filmnya, macam komik jatuhnya tuh) plus nonton VCDnya plus suka didongengin Ibu saya. Saya lebih banyak bertanya "why oh why" karena plot cerita ini melenceng dari versi yang sudah merasuk di saya. Kontra banget, kecuali nama-nama tokohnya.

Sementara Nixon memang benar-benar pure nebak-nebak karena sama sekali belum pernah dengar cerita tentang Sleeping Beauty ini. Nixon mungkin heran-heran sebel ya karena sepanjang nonton saya cerewet banget, "Ih harusnya ga gini con!" atau "oh oh Stefan itu... lho kamu nggak tahu? Itu nama papanya Aurora, oh oh mudanya sama si ... Maleficent.. oh" atau "nanti nanti nama pangerannya Pangeran Philip" atau "lah, mamanya Aurora kok meninggal ya? Seingetku enggak!" Oke, Con, maafkan daku menduakan cintamu berat rasa hatiku tinggalkan dirinya ya :" (loh, malah nyanyi)

Oya, film ini menceritakan kisah dongeng Sleeping Beauty dari sudut pandang Maleficent sih menurut saya.


[AFTER TASTE:]

Film ini totally wrong-predictable banget di saya! Sebenarnya kaya udah tau gitu, kalau film ini bakalan beda dari dongeng aslinya karena ketika beberapa tahun sebelumnya muncul The Red Ridding Hood versi bintang Hollywood ABG zaman sekarang (halah) juga berbeda dengan versi dongeng turun-temurunnya. Tapi tetap saja, ternyata 'melnceng'nya itu jauuuuuuuuuh dari perkiraan. Kayak gagak hitamnya Maleficient yang ternyata bisa disihir jadi manusia, atau bahwa sebenarnya Maleficient punya sayap dan rambutnya panjang (bayangan saya selama ini dia botak kayak Dedy Cobuzier trus pake kupluk hitam yang bertanduk itu)Top deh! Film ini sukses menuai pesan moral dari Nixon buat saya, "makanya, Nya, jangan bodoh kalau jatuh cinta, trus patah hati, bahaya kalau sampai jadi dendam." Oke fine, Nixon, bye.


Film beres, selanjutnya makan malam (HORE GENDUT) di Jl, Banceuy, udah pernah cerita kan ya di beberapa post sebelumnya? Cek balik aja ya bagi yang belum baca :D



***


 HOW TO TRAIN YOUR DRAGON 2 
 Jenis Film : Animasi 
 Produser : Bonnie Arnold 
 Produksi: 20th Century Fox 
 Sutradara: Dean Deblois 
 Casts: Jay Baruchel, Gerard Butler, Craig Ferguson,
 America Ferrera, Jonah Hill, Christopher Mintz-plasse,
 T.J. Miller, Kristen Wiig 
source: 21cineplex.com

Kemudian selanjutnya, di tanggal 19 Juni 2014 saya juga pergi nonton ke bioskop. Padahal itu baru banget sampai di Wisma SY sekitar pukul 4 sore, setelah perjalanan pulang yang 20 JAM (eng ing eng) dari Wonosari ke Depok Via Jogja pasca acara ziarek (yang juga ada di cerita sebelumnya, baca yaa). Bahkan, ide untuk nonton bareng ini muncul saat perjalanan pulang, saat di bus, saat stuck di kemacetan Nagrek.

Inget banget, di Wisma SY, rasanya baru aja selonjoran kaki dan peregangan badan, tiba-tiba udah jam 6 sore, kemudian saya dan beberapa teman bersama Romo Yu misa sore bersama. Selepas misa ternyata ada Ditto di ruang baca Wisma SY, lagi mengerjakan tugas di laptopnya. Siapa Ditto? Ditto itu teman yang saya kenal di kepanitiaan acara Napak Tilas Pastoral Mahasiswa KAJ unit Selatan (PMKAJ-US), doi kuliah di Universitas Gunadarma angkatan 2010, tua ya (ampun Kak Ditto hihii). Selesai menyapa Ditto saya beranjak untuk mandi dulu di WIsma SY, maklum 1 malam 1 hari di jalan belum mandi sama sekali hehehe...

Selesai mandi saya kembali ke ruang baca Wisma SY. Bersama Juli kami saling tukar-tukaran foto-foto selaka ziarek, juga lihat-lihat foto yang sudah di-share oleh teman-teman yang lain. Saya juga masih menunggu kabar teman-teman yang berencana nonton bareng, jadi apa enggak, akhirnya saya putuskan untuk menunggu di Wisma SY.

Cukup lama menunggu, sampai saya sudah selesai makan malam bersama Ditto dan Juli, akhirnya saya dijemput oleh Eko yang baru selesai rapat, dan tiba-tiba Ditto juga jadi ngikut. Yeaaaaaay, seneng-seneng aja sih, ya iya orang saya yang ngajakin hahaha. Dengan mobil Eko yang khas dengan 3 huruf "EKJ" di nomor platnya (kata Eko, artinya: EKo Jelek), kami bertiga segera menuju Margo City untuk menonton..... How to Train Your Dragon 2! Pukul 21.20 tiba, dari tempat parkir kami cepat-cepat menuju bioskop Platinum Screen di lantai 3, mengapa? KARENA FILMNYA UDAH MULAI PUKUL 21.00. Zonk banget ketinggalan 20 menit tapi enggak pa-pa hahaha... Di depan studio kami ditunggu oleh Edu dan Mikael yang juga dengan ikhlas ketinggalan film demi memberikan karcis ke kami. Makasih ya teman-teman :')


[Sepanjang film diputar:]


Nonton! Dengan anteng. Antusias! Namun tetap anteng. Karena memang asyik filmnya! Dan saya nonton bareng teman-teman spesial. Janet, Silvia Frisca, Edu, Eko, dan Ditto, juga Mikael, meski mereka secara harafiah adalah kakak tingkat saya semua (mampus lu pada udah tua! haha!) tapi enggak pernah memperlakukan saya sebagai anak bawang, ya main dan seru-seruan ya sama aja. Tapi ada yang lebih seru sih....kalau udah.....masalah... cerita-cerita....yang ujung-ujungnya....curhat. Huacim!


Saya juga agak heran-heran seneng sih sama ini film, karena dari judulnya yang ada kata 'dragon' nya itu menghantarkan saya pada bayangan sosok naga seperti di film Harry Potter and The Goblet of Fire, atau naga di kartun Sleeping Beauty atau di film yang baru-baru saya tonton, Maleficent. Ternyata.....naga di film ini...... absurd muahaha. Tapi unyu-unyu!!

Kejadian mengherankan saat nonton film ini adalah ketika Eko malah pindah posisi, dari yang paling pinggir dekat sisi jalan, jadi ke paling pojok yang mepet tembok, kemudian............ tidur!


[AFTER TASTE:]

Saya yang sebelumnya nggak tahu bahwa ini adalah film sekuel, saya yang awalnya agak mengernyit ketika membaca whatsapp dari Silvia Frisca bahwa film inilah yang akan ditonton, semuanya berubah! Mengapa? Mungkin satu kalimat yang bisa saya kutip dari Ditto ketika saya ajakin dia untuk nonton ini dapat menggambarkan apa yang saya rasakan: "Wah, rame tuh! Gue pengen!"

Selain itu, dari pengalaman nonton ini, saya akhirnya bisa ngerasain nonton di row A di bioskop! Seumur hidup paling tinggi tuh dapet row C, biasanya saya nonton di sekitar row D atau E atau F, bahkan juga pernah nonton di baris paling depan dan baris ke-3 dari depan sampai bikin sakit leher dan mata picek. Agak aneh saya ngerasanya, rupanya kalau di baris A itu memang kesempatan untuk berbuat 'aneh-aneh' berpeluang besar ya........................

Eko? Begitu lampu bioskop kembali menyala, dan setelah diguncang-guncang tubuhnya, dan ditanya gimana filmnya, Eko cuma bilang, "nyenyak banget aku, ini AC nya enak, dingin."

ki-ka baris paling belakang: Janet, Edu, Eko
baris ke-2: Silvia Frisca, Ditto, Mikael
selanjutnya: saya. Forever alone. Hahahahaha......

Selesai nonton sekitar pukul 22.30, apakah langsung pulang? OH TENTU SAJA TIDAK! Foto-foto dulu dong di parkiran Margo City yang jumlah mobilnya tinggal 3 haha, mobil Eko, mobil orang lain, dan mobil orang lainnya lagi. Hahaha! Beres foto-foto, pulang? OH TIDAK BEGITU SAJA karena kita lanjut ke Mc Donald's Kelapa Dua Depok. Malam-malam, habis hujan, makan es krim. Udah paling bener. Yang awalnya mau numpang nobar World Cup malah jadi cerita-cerita napsu. Eits, jangan mikir jorok, ini napsu bahas nasib, mulai nasib pemilu dan nasib kesibukan masing-masing, dari masalah kuliah, skripsi, sampai organisasi wooooooyyyyyyyy hahaha! Setelah asyik ngobrol-ngobrol, saya dan Janet diantar ke kosan masing-masing, Silvia Frisca juga pulang ke kosannya diantar Mikael, sementara Ditto pulang ke rumah Edu hahaha. Sampai-sampai di kosan, sebelum tidur, begitu lihat handphone, ternyata udah jam 3 pagi. Hebat.....

Bangun di hari yang sama pukul 9 pagi, saya langsung buka laptop, searching-searching film How to Train Your Dragon yang pertama. Jadi penasaran dan ketagihan!


***
 SELAMAT PAGI, MALAM! 
 Jenis Film : Drama 
 Produser : Sammaria Simanjuntak, Sharon Simanjuntak 
 Produksi: PT Kepompong Gendut & Soda Machine Films 
 Sutradara: Lucky Kuswandi 
 Casts: Adinia Wirasti, Dayu Wijanto, Dira Sugandi,
 Ina Panggabean, Marissa Anita 
source: 21cineplex.com

Selanjutnya saya menonton satu film lokal. Acara nonton kali ini juga spontan banget! Jadi baru bangun jam setengah 10 pagi (nggak tahu diri banget!) di suatu Sabtu yang mendung di tanggal 21 di bulan Juni. Kakak saya, Mbak Retha, tiba-tiba ngajak nonton film yang kata dia, "ayo dong, dek, tinggal hari ini sama besok tayangnya!", so akhirnya saya memutuskan untuk bilang "yo, let's go" pukul 12.00, padahal mandi juga belum. Setelah menunggu hujan reda, kami berangkat  dari Depok menuju Blitz Megaplex Grand Indonesia, Jakarta Pusat. Judul film yang kami tonton ini adalah "Selamat Pagi, Malam!"


[Sepanjang film diputar:]

Cengo. Mengapa? Satu studio yang nonton cuma 8 orang, termasuk kami berdua. Sempet menerka-nerka, ah elah kayaknya nggak seru nih, filmnya nggak laku gini. Begitu film diputar, adegan demi adegan berganti, saya semakin cengo. Cengo saking curious memperhatikan film ini dengan seksama, dan berusah menarik kesimpulan dan mencari pesan moral dari film yang sarat makna ini. Ritme pernapasan saya melambat, karena beberapa kali terbawa nahan napas di beberapa adegan. Adegan akhir sukses bikin saya mingkem, mingkem nelen ludah, mingkem nelangsa, dan giliran hati saya yang cengo, karena rasanya dalam sedalam-dalamnya, apalagi ada lagunya yang sebenarnya udah sering didengar tapi karena dibawakan secara acapella dan full-filled with a deepest heart feeling jatuhnya tuh nusuk. Banget. Bangetnya kebangetan. (kesel ah kebawa emosi)


[AFTER TASTE:]

Lansung tepuk tangan sambil tarik napas sedalam-dalamnya berusaha menyesuaikan lagi ke keadaan normal. Selanjutnya kami berdua sama-sama menyayangkan mengapa film seperti ini bisa sepi penonton? Kok bisa nggak laku?


***


Bagi para Pembaca Budiman yang mengharapkan bahwa saya akan sedikit meresensi isi film, mohon maaf saya tidak menulis seperti yang Anda harapkan. Karena pada intinya saya hanya ingin menceritakan tentang pengalaman menonton saya, hihihi, maaf ya.......


Terimakasih kepada Nixon, Kak Ditto, Kak Edu, Kak Janet, Kak Icha, Kak Eko, Kak Mikael, dan Mbak Retha yang menjadi teman menonton saya di 3 film ini :)

Salam,
F.

No comments:

Post a Comment