Jadi, dong!
Sebenarnya cuma 1 hari di Jogja (transit pulang ga dihitung ah), 1 hari di Wonosari, sisanya di jalan haha.
Acara apa sih? Oh, ini acara Ziarah dan Rek-oleksi bisa, Rek-reasi bisa hihi. Acara ini gabungan KMK Vokasi UI, KMK FH UI, KMK FPsiko UI dan KMK FISIP UI. Rombongan kami berangkat tanggal 16 Juni 2014 sore dari Wisma SY Margonda Depok dan sampai di Daerah Istimewa Yogyakarta ini tanggal 17 pagi. Kebetulan sekali, untuk mencapai Wisma Syantikara tempat kami menginap, lewatin Tugu Yogyakarta. Ih, serasa disambut banget jadi terharu :')
bela-belain berdiri di kokpit bus *halah* supaya ga ketinggalan momen untuk dipotret
Check-in, mandi, sarapan, misa pembukaan, dan pengantar acara dilakukan sedemikan rupa, dilanjutkan jalan-jalan ke Malioboro. Seneng banget liatin harga di sini ya, nggak usah ditawar aja udah seneng, pas nawar dan turun rasanya mau nangis sembah sujud. (woooooooo lebaynya mulai) Tapi baru pertama kali jalan-jalan di Jogja trus kena marah pedagang karena ngga jadi mbeli. Mana yang marahin sudah nenek-nenek, kan jadi ngga enak berasa durhaka. Yah, maaf ya, Nek, tapi apa daya, paha saya memang ngga muat sama celana pantai unyu-unyu yang nenek jajakan :') Akhirnya di Malioboro cuma (kebanyakan) window-shopping bareng Echa dan Kak Tyo setelah terpisah dari beberapa teman yang awalnya barengan. Echa? Siapa sih? Echa tuh.......... ya temen saya lah pokoknya! Ecapedeh.............. hahaha. Tyo? Siapa sih? Tyo tuh................. ya temen saya juga hahaha, semuanya temen sayaaaaaaaa :D
ki-ka: Janet, Silvia Frisca, Mikael, Swanny, Echa, Angel, Fanya
Tapi waktu lihat Kak Tyo beli tas ransel batik gitu, saya jadi kepikiran mau kasih oleh-oleh untuk Kak Jeanett. Jeanett? Siapa lagi? Yak, dia adalah Jeanett yaitu Icha. Nahloh bingung ga lo. Haha. Biar ngga bingung, nih cek aja blognya vericaicha.blogspot.com. Kak Icha, nih aku endorse blog nya biar makin laku dan hitz hahahahaha.Yasudah, belanjanya itu aja. Entah mengapa, kalau dipikir-pikir, waktu ke Malioboro itu saya tuh lagi kena apa ya kok ngga mau belanja batik yang bagus-bagus dan murah, entah itu di Malioboro atau di Pasar Beringharjo? Soalnya pas balik ke Depok itu rasanya nyesel. Soalnya liburan gini, ada aja ide pingin bikin baju ini dan itu, padahal kan kain di sana murah :') (nasib kudu beli ke Pasar Baru Jkt yah emang)
Puas jalan-jalan, balik lagi ke Wisma Syantikara untuk bersiap-siap gathering sama KMK UGM daaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan ketemu teman-teman baru doooooooooooooong!!! Yaaaaay! Dan yang lebih YAAAAAY adalah ketemu Vio Rosario Pascalis, temen waktu di SMA Santa Maria 1 yang dengan hebatnya mau masuk filsafat UGM haha. Yang lebih dari yang lebih YAAAAAY adalah yang SUPER YAAAAAAAAAAAAAAAAYYYAYAYAYAYAYAYAYYYYYYYYYYY adalah FINALLY jumpa dengan Jonathan de Santo! Alias JAY! JAY! JAY! Begitu ketemu main meluk-meluk aja (gapapa sih saya juga mau meluk, udah terlampau rindu, acieh) jadi sukses menuai sorak CIEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEEE dari semuanya yang hadir dan menyaksikan, yaiyalah, orang tiba-tiba kita sama-sama maju ke depan, PADAHAL, lagi ada sesi pengarahan games, emang rada-rada, bisa kompakan, dikomando hati sih mau gimana lagi (mihihik). Kangennya kangen paraaaaaaaaaaaaaaaaaaah! Gimana bisa ga kangen coba! Pertama ketemu itu 27 November 2005 dan terakhir ketemu 1 Desember 2005, waktu sama-sama jadi Delegasi Konferensi Anak Bobo 2005. AKHIRNYAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAAA dan tau-tau si Jay udah makin ganteng aja, dan tau-tau Jay juga bilang, "Ih tau-tau kamu udah gendutan aja, Fan." Ssssshhhhhhhhhhhh.................
Vio. trus ada yang maksa nongol, namanya............lupa maafin :')
pokoknya dari UGM dan filsafat jg sm kayak vio
sama Jay yuhuhuhu! kiri: 2014, kanan: 2005 dong! Ayo yang mana hayo......
Selama gathering kita main banyak games, curhat-curhat, teriak-teriak, dan gila-gila, dan seru-seruan bareng termasuk FOTO PAKE KAMERA DEPAN BARENGAN hihihi. Sorry, gue nggak bilang ini selfie, karena kata Romo Yu, masa selfie rame-rame, selfie kan sendiri. Iya, deh, Mo, bungkusssssshhhh..
Cape main games sisanya aku curhat-curhatan sama Jay yang nggak pulang-pulang, sementara yang lainnya udah pada pergi jalan-jalan bebas ke alun-alun kidul. Sambil makan malem, liat Jay main gitar spesial banget lah, hihi, tapi akhirnya kami harus berpisah LAGI hiks hiks... Jay pulang, lanjut deh jalan-jalan sama Vio ke alun-alun kidul padahal udah jam...... SETENGAH SEPULUH. Malem.
Main di Alun-alun Kidul kala itu adalah yang pertama buat saya dan yaampun senengnya sampai bikin norak! Apalagi main untuk ngelewatin Beringin Kembar yang gagal maning gagal maning :'( Terus main balon tiup, tapi kita nggak beli, cuma mengandalkan orang lain yang mainan, bahkan orang yang mainan itu nggak beli cairan balonnya, dia cuma minjem yang punya si Mas yang jual, yaampun orang Jogja ini baiknya kurang apa coba, dagangannya dimainin gratisan aja boleh, duh terharu :')
sebelum menutup mataku, Vio motret dulu. So sweet? Kagak! Saya yang nyuruh haha
by the way, itu tuh yang ada kurungan tembok putih,
nah itu beringinnya ;)
Nggak afdol kalau nggak cobain main sepeda cahaya. Berhubung saya cuma sama Vio jadi agak ekstra picky nyari sepedahan yang cocok untuk dikayuh berdua. Tapi nggak bisa lama-lama milihnya karena jam sudah menunjukkan pukul 22.30 PADAHAL gerbang Wisma Syantikara ditutup pukul 23.00. Syantikara itu dekat UGM, Alun-Alun Kidul itu dekat Malioboro, nggak ngerti jelas sih seberapa jauh hahaha maklum saya kan turunan mbah-mbah yang asli Jogja tapi merantau di Jakarta sehingga saya kalau mudik ke Jakarta mulu, gapernah ke Jogja (eh dia curhat). Oya di sini harga sewanya macem-macem, tergantung bentuk sepeda sama mau berapa putaran mainnya. Start from Rp 20.000,- kok :) Akhirnya nemu (bayangin, kita nemunya yang buat berempat dong, dikayuh berdua x.x), akhirnya sewa (kebetulan cuma bayar 20rb yeayy), akhirnya main! Kirain bakal so sweet main ini duaan sama si Mas Vio, apalagi sepedah-sepedahannya udah berbentuk mobil, dilengkapi fitur mp3 player dengan speaker yang bombastis, nyatanya? Yang pertama: lagunya galau semua men di sepedah-sepedahan kami! Yang kedua: mengingat dikejar waktu tapi maafkan anak norak macam saya yang pengen banget naik beginian, akhirnya kita main 2 putaran dengan berusaha ngayuh kelilingin lapangan alun-alun Jogja dalam durasi sesingkat-singkatnya dannnnn berhasil! 9 menit kita dua puteran (Ngos-ngosan lah lumayan, tapi gembira kok!)
ini bagus sih tapi....... mahal!
Selesai main, Vio langsung tancep gas boncengin saya balik ke Wisma Syantikara. Jalur pulang kita melewati Taman Pintar Jogja, lalu lewatin Taman Budaya Jogja yang sebenernya lagi ada Art Jog (HUAAA PENGEN BANGET KE SINI PADAHAL, tapi apa daya, lupa banget lagi ada event itu pas ke Jogja, pas lewat baru inget lagi, huh payah gue). Satu yang menarik adalah kawasan di sekitarnya itu disebut Jl. Taman Sriwedari if I 'm not wrong loh yah. Tapi inget kok saya kayak ngelewatin papan jalan tulisannya "SRIWEDARI".
Begitu inget kata 'sriwedari' yang sebenernya saya nggak paham maknanya, tiba-tiba saya terngiang satu tembang milik band favorit saya, Maliq & d'Essentials yang bertajuk "Setapak Sriwedari". Alunan nada dengan sentuhan pop jazz yang manis, kayaknya pas menggambarkan sukacita saya untuk menikmati Jogja di malam itu.
Bentar deh, jadi penasaran nyari makna 'sriwedari'. Kalem, tunggu yak.
.
.
.
.
.
Sriwedari, atau Taman Sriwedari artinya 'taman surga' men.
Yah, cocok banget sih, dengan irama lagu "Setapak Sriwedari" yang membawa kenikmatan dan kedamaian, saya dibawa ke sisi ternikmat dalam merasakan embusan angin Jogja. Seumur hidup saya, baru sekali ini mengalami yang seperti ini. Perasaan ini pula yang mengantarkan saya untuk merefleksikan segala yang terjadi setahunan ke belakang, mulai dari suka-duka kuliah, lalu susah payahnya untuk lulus SMA dan lolos masuk PTN, berpisah dengan orang-orang yang dikasihi, terutama dengan Mbah Helena yang udah ke surga duluan, sampai semua rasa asem pahit sepet dan nyakitinnya patah hati. Mengingatnya kembali dalam waktu yang singkat bukan berarti menarik kita ke sisi buruk untuk menyerah akan hidup, namun sebaliknya; harus tetap struggling, masih jauh jalan yang harus ditempuh, masih banyak yang harus dicapai, masih harus melompat tinggi untuk meraih angan-angan dan mimpi yang punya arti, dan masih harus banyak belajar untuk nerimo, bersyukur, dan rendah hati.
Biar kata Vio ngebut dalam berkendara kala itu, saya tetap merasa damai, nyaman, dan lega bisa melepas sedikit beban emosi yang udah bejibun, melepas rindu terhadap teman-teman yang ada di sini, namun sekaligus menyelipkan satu beban kerinduan untuk bisa rutin ke sini, bahkan untuk menetap.
Jogja tuh mistis, ya, pesonanya nggak habis-habis.
...
Setelah menempuh kurang lebih 15 menit perjalanan, akhirnya sampai juga di Wisma Syantikara dan wow pagernya sudah ditutup cuma belum digembok tapi banyak panitia yang udah mulai berjaga-jaga di pintu gerbang, jagain supaya jangan digembok dulu hihihi. Ah, hari itu spesialnya spesial banget, ngalahin rasa Mi Sedap Kari Spesial pokoknya! Sedapnya juga sedap nampol! Hawa-hawanya kala itu siap-siap ketiban mimpi indah pas bobo hihihi. Terimakasih teman-teman, terimakasih juga Vio, walau pertemuan dan acara main-main kita singkat, tapi terimakasih banyak karena udah (selalu) mau (seperti biasa) dengerin sesi curhat ala Fanya hihihi.
Terimakasih, Yogyakarta, Daerah Istimewa yang selalu istimewa di hati :)
F.
No comments:
Post a Comment