1.7.15

Menyeberang ke Barat

Atas izin Tuhan, akhirnya saya pernah juga menyeberangi Selat Sunda untuk menginjakkan tanah di pulau sebelah barat Jawa; Sumatera.

Sejak dahulu, saya selalu merasa bahwa Sumatera itu tanah Batak, Batak itu Sumatera banget, padahal kan tentu saja tidak. Sumatera saja dibagi-bagi lagi provinsinya dan akhirnya seiring dengan banyak juga teman saya yang orang Sumatera tapi bukan Batak plus sudah belajar peta buta di SD, syukurlah saya sekarang tidak lagi menyamaratakan orang Sumatera semuanya Batak hehe. Ya, pertama kalinya saya ke Sumatera dan pertama kalinya Lampung. Iya, Lampung!

Saya berkesempatan untuk mengunjungi Lampung di tahun 2015 ini sampai 2 kali hanya dalam rentang waktu kurang lebih 1 bulan saja, terkait dengan peran saya sebagai staf kepanitiaan Ziarah dan Rekoleksi KMK Universitas Indonesia. Di akhir pekan ke-2 Mei 2015, saya, Yos, Widya, Deve, diantar oleh Edu dan Sena berangkat tengah malam dari Depok dalam rangka untuk melakukan survei tempat juga untuk menghitung estimasi waktu yang dibutuhkan dalam perjalanan ke sana, menggunakan mobil Av**z*. Pertama-tama kami harus mencapai Pelabuhan Merak terlebih dahulu.

"Baru Pertama Kali ke Merak (saya), Mohon Dimaafkan."
tengah-depan: Widya | kiri-tengah: saya ; kanan-tengah: Deve | belakang kiri ke kanan: Sena dan Yos

Sesampainya di Pelabuhan Merak, syukurlah kami tidak menjumpai antrian kendaraan untuk masuk ke ferri yang berarti. Beruntung, saat itu kami mendapatkan ferri yang besar dan baik karena ber-AC dan tidak perlu membayar sewa ruangan AC/retribusi tambahan dan semacamnya lagi. Kurang lebih 2,5 jam mulai dari mobil masuk ke ferri sampai mobil keluar lagi, kami melanjutkan perjalanan menuju Bandar Lampung. Jika boleh saya mengutarakan pendapat, bagi saya suasana kesumateraan Lampung tidaklah terlalu menonjol karena provinsi ini memang dikenal sebagai tempat transmigrasi beberapa penduduk dari tanah Jawa. Kental juga kejawaannya, hahahahahaha. Saya sampai bingung. Ini Lampung apa Jogja, ketika kami melintasi jalanan di sepanjang Jl. Zainal Abidin Alam Pagar juga terasa seperti Sleman.


"Baru Pertama Kali Juga ke UNILA"
ki-ka: Sena - Fanya - Edu - Deve - Yos - Deddi
(Widya memotret)
"Ngga mau pulang...."





Singkat cerita, selama melakukan survei ke beberapa tempat di sana kami ditemani oleh Ketua KMK Universitas Lampung yaitu Kak Deddi, yang juga menghantarkan kami ke tempat makan bakmi Siantar yang lezat. Kenangan bersama Kak Deddi dan Bakmi Siantar. Apalah. Cieeeeeeee ~

Survei kami lakukan dalam sehari semalam dan akhirnya langsung kembali ke Depok. Hari demi hari berganti dan persiapan terus dijalani. Kehadiran UAS yang harus dilalui dengan penuh perjuangan (buatku secara pribadi, kayaknya orang-orang pada selow) pun menjadi obat pemersingkat waktu menuju hari H yang mujarab.
"Rombongan Ziarek KMK UI 2015 Menyeberang ke Pulau Sumatera, 18 Juni 2015"

18 Juni 2015 malam, rombongan peserta dan panitia berangkat dari Pusgiwa UI menuju Merak dan ngerasa agak zonk karena........kecepetan sampainya ._. Rupanya faktor bulan Ramadhan dan awal puasa agak luput diperhitungkan. Hal ini juga berdampak dengan terlalu cepatnya kami sampai ke destinasi pertama kami yaitu di salah satu pantai di kawasan Kalianda. Kami tiba di pantai sekitar pukul 02.00, ditempuh sekitar 1-1.5 jam dari Pelabuhan Bakauheni. Rombongan pun hanya bisa dikondisikan untuk tidur di dalam bis, namun ketika ada beberapa panitia yang bisa mengawasi, beberapa peserta memilih untuk tidur di balai-balai di area pantai.


04:00
Air sedang pasang, ditambah gerimis
Pukul 05.30, 19 Juni 2015, peserta mulai dikumpulkan untuk duduk menghadap pantai untuk bersama-sama mengikuti ibadat pagi bersama Rm. Swasono SJ. Di awal peribadatan tentu banyak yang masih lelah dan ngantuk, memejamkan mata untuk berdoa malah kebablasan tidur pun tak asing lagi hahaha. Namun, bersama munculnya matahari yang hangat, udara pagi yang segar, serta kicauan burung-burung, nyawa kami kembali terkumpul dan perlahan rasa lelah kami juga hilang.




Ibadat selesai dilanjutkan dengan sarapan. Kemudian ada beberapa acara yang diikuti peserta dalam dinamika kelompok. Bersama-sama kami menikmati keindahan pantai berpasir putih dengan pecahan ombak yang ya......lumayan buat terombang-ambing lucu dan basah-basahan hehe.


Tengah hari kami lanjut menuju ke Rumah Retreat La Verna di daerah Padang Bulan. Jaraknya cukup jauh yaitu memakan waktu sekitar 3-4 jam. Lampung sendiri sebenarnya cukup langka akan kemacetan jalannya namun saat itu kami cukup terhambat karena adaya pengerjaan perbaikan jalan yang memaksa adanya sistem buka-tutup jalur. Menjelang sore, rombongan tiba di La Verna, dikondisikan untuk mandi dan istirahat di kamar masing-masing sampai tiba waktunya untuk makan malam.

18.20 - Rumah Retret La Verna, Padang Bulan, Lampung




Saya juga mandi dan menghabiskan waktu istirahat dengan berjalan-jalan di sekitar komplek La Verna bersama Deve dan Zha-Zha. Matahari yang mulai terbenam perlahan mengguratkan keindahan lembayung senja yang mengesankan, perlahan muncul pula sang bulan yang terang benderang. Saya pun merasa beruntung karena saat itu sedang ada fenomena alam, di mana kita bisa melihat planet Venus di langit yang terlihat layaknya bintang yang amat terang. Hari pertama kami isi dengan kegiatan pengembangan spiritual bersama Romo Swasono, SJ.

20 Juni 2015. Selain Jalan Salib yang diagendakan akan dilaksanakan pada hari tersebut, kami juga berdinamika dengan teman-teman dari KMK Unila dan KMKL (KMK se-Lampung) dalam diskusi bersama mengenai "menjadi Terang dan Garam di Lingkungan Kampusku". Di hari berikutnya, 21 Juni 2015, kami berdinamika bersama KMK Unila, KMKL, dan adik-adik Bina Iman Anak dan Remaja (BIA dan BIR) dari stasi Padang Bulan. Kegiatan bersama adik-adik BIA dan BIR diisi dengan kegiatan Sekolah Minggu seperti belajar nyanyi rohani dan cerita Kitab Suci. Selesai berkegiatan dan makan siang, rombongan check out dari rumah retret dan selanjutnya kembali pulang ke Jawa. Sebentar ya....kurang nih........



Sebelum ke pelabuhan, kami sowan ke makam Mgr. Hermelink. Umat Katolik Lampung mana yang enggak kenal mendiang Mgr. Hermelink? ya, beliau adalah uskup pertama di Lampung ini. Silakan gali informasi mengenai cerita dan karya perutusan beliau via mbah google ya.... (penulisnya males bikinin link, maaf! ^^")

"Entah mengapa harus berpose seperti ini di depan pintu gereja...."
(Bersama teman-teman KMKL - itu, pashminaku diminta buat kenang-kenangan; untuk selimut kalau bobo, untuk masker kalau touring motor :""") )

Perjalanan ke Lampung di 2015 sungguh istimewa. Tidaklah sejauh yang dikira. Jempolannya dari Lampung adalah no macet KECUALI ada perbaikan jalan dan musim mudik  :) Udara dan mataharinya terasa lain di sana, entah bagaimana menjelaskannya, tapi, saya senang sekali. Kapan-kapan mau ke Lampung lagi, baik untuk rekreasi pun untuk wisata rohani!

Salam,
-F


No comments:

Post a Comment