4.2.16

Merapat ke Tengah (Part 4)

Bangun pagi, ya, selepas sahur dan sholat subuh bagi yang menjalankan, sebagian dari kita udah mulai mandi.....rapi-rapi......jam 7 kita cao lagi.....Kalibiru yok Kalibiru!

Kayaknya itu quotes saya sebelum tidur, tapi nyatanya?

Jeng-jeng.

Setengah 7 pagi udah bangun aja rasanya bersyukur sekali hahaha. Aku sampai heran dibuatnya, ini kenapa ya Jogja nampak adem banget padahal 1 kamar sempit-sempitan ber-7-an tapi dingin...............pinginnya selimutan terus...........bobo terus............boleh nggak, bangunnya nanti lagi?

Ya..boleh sih. Apa kabar mantra yang dibuat semalam sebelumnya? :P

Singkat cerita, saya merasa terlalu wacana di hari itu; hari di mana ketika temen-temen saya bersahur saya nggloyor tidur terus. Udah lupa sama "sama rasa sama rata" huhuhu - keterlaluan ya?

Karena penghuni di rumah Jay bertambah 100%, alhasil kamar mandi pun penuh, jadi dimulailah antrian pemakaian kamar mandi yang panjang di pagi itu. Sebagian yang belum mandi malah asyik bercengkerama nyanyi-nyanyi diiringi permainan pianonya Jay yuhuhuhu. Ada juga Nunil dan Sazka yang mainan sama miauw-miauwnya Tante John. Saya coba juga main bersama miauw-miauwnya tapi ternyata main sama kucing itu aneh ya (saya lebih terbiasa main sama anjing); giginya tajam dan tiba-tiba suka timbul tenggelam kukunya - ya emang gitu kan ya kucing. Tapi, saya sangat merasa kinky dan tak nyaman, lebih nyaman gedorin pintu kamar mandi saat Keren lagi mandi hahaha. Setelah mandi, berjejerlah kami di meja belajar yang biasa dipakai murid-murid les-lesannya Om dan Tante John (dan Jay dan Jemma - mereka suka juga ngajari anak-anak les papa mamanya, berbaktilah kalian berdua!) Baru, deh, kira-kira pukul setengah 12 kami memulai perjalanan.

Jam 7 ke jam setengah 12. Hebat banget lho itu selisihnya, hahahahaha. Rencana - wacana - dan waktu terlaksana. Hebat.
aku dan salah satu kucing di rumah Jay menikmati ruang di loteng rumah Om John
sembari menunggu berangkat

Berboncengan dan beriringan, meluncur lah kami; aku, Anggit, Sazka, Zakki, Jay, Keren, Nunil, dan Mas Dheo ke Hutan Pinus Imogiri! Katanya Anggit, ini tempat lagi hits-hitsnya banget buat mengambil gambar yang Instagramable gitu. Hm, menarik! Lagi,  saat kami tiba di sana ada juga yang sedang pre-wedding photo-session. Beruntung ketika kami berkunjung ke sana, hari sedang sepi-sepinya; bukan weekend, bulan Ramadhan, dan bukan libur sekolahan. Selanjutnya? Ya kami lah yang berfoto-fotoooo :D


jepretan Anggit



Anggit sedang memotret Keren


Di dekat hutan pinus Imogiri ini juga ada kebun buah......em.... kebun apa ya namanya? Babarsari-kah? Eh, iya bukan ya? Maaf kalau keliru. Lalu tentu saja, Imogiri gitu lho, siapa yang tak kenal makam para raja? Tapi kami belum berkesempatan ke sana... Hari mulai sore...maklum, kami kan wacana untuk berangkat pagi :( Padahal rencana awal mau mampir juga ke Gumuk Pasir-nya Jogja namun semua tinggal kenangan - eh WACANA DING WACANA. Plus, sampai saat ini saya masih sepenasaran itu dengan Gumuk Pasir huhuhuhuhu.

Selanjutnya, kami...... buka puasa bareng lagi! Kali ini manggil Nandit lagi yang seharian ga ikutan kemana-mana; waktu itu demi revisi dan mempersiapkan segala sesuatunya buat sidang dan kelulusan - cieee cieeeee. Ivan juga gabung lagi sama kita. Habis makan malam, kita main-main ke Alun-Alun Kidul! Melewati Pohon Beringin Kembar, makan es lilin, ketawa-ketiwi, dan foto-foto lah jelas!
Sayangnya, Keren juga harus pulang malam itu :( Jay juga tidak bisa berlama-lama, karena esok sorenya giliran Jay yang harus pergi KKN ke Bantaeng di Sulawesi sana.














Entahlah, sejak malam itu, euphoria kebersamaan makin terkikis: sudah tahu bahwa selalu akan ada "sampai jumpa! sampai nanti!" dibalik semua "halo!"

---bersambung---

No comments:

Post a Comment