4.2.16

Merapat ke Tengah (Part 6)



Hari sudah berganti. Jay sudah sampai di Bantaeng. Matahari pagi telah menyeruak lagi ke dalam rumah keluarga Om John. Om John sudah berangkat ngajar ke kampus lagi. Tante John siap-siap mau ngelesin lagi. Jemma masih tidur. Zakki baru mau tidur lagi setelah baru bangun karena Tante John minta maaf kelupaan nggak nyiapin sahur buat Zakki (intinya Zakki lupa sahur lagi). Aku sudah mandi lagi dan mulai bersiap-siap untuk perjalanan berikutnya bersama Zakki. Hanya bersama Zakki.

Matahari semakin meninggi, lagi. Zakki juga akhirnya sudah mandi lagi. Aku packing lagi. Pamitan, kemudian kami berdua berboncengan lagi. Tanpa ada iring-iringan motor yang lain. Terasa sepi, memang.

Kali ini Zakki mengajakku ke Salatiga. Tujuannya ialah Pertapaan Gedono, Biara suster-suster Kapusin.

"Kamu tahu Gedono, Fan?"

"Pernah dengar, dulu ada sirup asem yang diproduksi oleh suster-suster di sana soalnya."'

"Pernah ke sana?"

"Enggak."

"Ke sana, yuk!"

Kurang lebih beginilah awalnya Zakki mengutarakan keinginannya ke Gedono yang kemudian saya sambut dengan jawaban "ya". Saya pikir Zakki memang sudah tahu rutenya namun ternyata salah. Maka kami berdua pergi mengandalkan Google Maps; dari Wates ke Salatiga lalu ke Gedono itu. Baru sampai di Sleman menuju Magelang............

"Belok mana lagi ini, Fan?"

"ZAKKKK DARI TADI G-MAPS NYA GA JALAN T_______________T !!! "

Kami berdua akhirnya hanya mengandalkan indera kami semata: melihat papan penunjuk jalan dan bertanya-tanya ke orang-orang yang bisa ditanyai. Berkendara dari pukul 11.00 -15.00 non-stop (yhaa setop sih kalau lagi nanya jalan sama waktu beli bensin eceran) akhirnya tiba juga di Gedono. Baru saja tiba, lonceng gereja didentangkan karena akan ada doa di pukul 15.00. Segera saya dan Zakki memasuki gereja untuk turut berdoa.

Kami juga menyempatkan diri untuk mengobrol dengan bapak penjaga gereja dan juga suster kepala.....em...kepala humas kali ya hahaha nggak tahu deh pokoknya waktu kami minta untuk boleh mengobrol dengan salah satu biarawatinya kami dipertemukan dengan Suster............aaaa maafkan sudah lupa huhuhuhu. Namun, intinya adalah jika ingin retreat di sana nah...biasanya retreatnya itu untuk kelompok kecil yaitu maksimum 12 orang. Cocok banget nget nget untuk retreat keluarga. Lalu dalam sehari ada 7 kali berdoa di gereja. Lagi, di sini harus ekstra hening yaaaaa.. Yang boleh ribut cuma suara rumput bergemerisik, burung-burung berkicau, sama kendaraan yang mengangkut hasil karya suster-suster yang mau dijual ke kota.

Yap! Di sini suster-susternya membuat produk olahan rumahan seperti sirup asem, selai buah, kue dari remah-remah hosti, dan yang sedang hip (dan dicari-cari Zakki - jadi Zakki ngerengek pengen ke Gedono demi ini) yaitu Kefir: semacam minuman fermentasi seperti yoghurt tapi bukan yoghurt. Lalu ada toko suvenir yang juga menjual patung, salib, lukisan orang-orang kudus, kartu pos, kartu ulang tahun dengan quotes ciamik, kaset lagu rohani, dan lain-lain.






Pukul 16.00 kami meninggalkan kawasan Gedono dan segera meluncur turun (yoi man, jalanan ke Gedono itu nanjaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaak (plus berkelok-kelok yhaaaq!) menuju Ketep Pass! Di sini kami dapat menyaksikan Gunung Merbabu dan Gunung Merapi yang saling bersisian. Yhaq, kerinduanku untuk naik gunung ditepis di sini dulu aja, 2016 tapi harus mendaki. Harus dapet lampu hijau dari ibu dan bapak. Ya, harus. HARUS. RUS.

"Zaaaaaak fotoin dulu bentar di pinggir jalan!"
(ayo tebak itu gunung apa yang di belakang)
Mau ala-ala yoga.....tapi ghaghal.
Matahari mulai terbenam, hari mulai untuk mulai malam. Puas bersantai dan mendinginkan bokong yang duduk terus di atas motor kami pun kembali melanjutkan perjalanan. Dari Ketep Pass kami turun kembali ke Magelang lalu menuju Purworejo. Sempat melewati gerbang sekolah Taruna Nusantara yang termahsyur juga. Adzan Maghrib berkumandang dan Zakki menepi 5 menit untuk baca doa buka puasa serta menenggak air putih dan minum susu ultra, lalu kami segera melaju lagi. Hingga malam pun datang dan matahari tergantikan oleh rembulan yang mana saat itu sedang fenomena Big Moon. Cakeeeeeeeeeeeeeeeeeeep banget bulannya kala itu membenderang! Sayang nggak bisa difoto (dan juga gak bisa terfoto - gak punya kamera cakep) karena saya sedang di atas boncengan. Boro-boro motret, berhasil nahan kantuk dan nggak tertidur aja sudah bikin (Zakki) bersyukur.

Tiba di Purworejo pukul 19.20-an dan karena Zakki sudah sangat lapar akhirnya segeralah kami nyangkut dulu di warung mie Om Guyen. Om Guyen? Siapa itu? Yha, yang punya warung mie. Tapi warung tersebut bukan benaran dinamakan "Warung Mie Om Guyen" kok. Barulah setelah saya meneguk teh hangat terlebih dahulu dan menyantap semangkuk mie ayam pangsit dan meneguk air mineral dan menahan buang air kecil (apasihyah) serta setelah Zakki nambah 2 porsi (HEHE), kami pulang ke rumah Zakki, untuk berjumpa dengan Tante Tatik dan Firda; ibu dan adik perempuannya Zakki.

Welcome to Purworejo, Fanya!


  
---bersambung---

No comments:

Post a Comment